KulinerNews

Festival Apangi: Mempertahankan Tradisi dan Silaturahmi

Dari ujung perbatasan Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo ucapan selamat datang menyambut masyarakat, berkunjung menyaksikan dan memeriahkan Festival Apangi di bagian Barat Kota Gorontalo Kamis (27/07/2023). Suara musik dari rumah warga, posko-posko berdiri di bahu jalan turut meramaikan dan menghiasi event religi yang diperingati pada 10 Muharram tersebut.

Tradisi yang dilaksanakan sejak delapan tahun silam pada 2016 itu, sampai saat ini terus mengundang antusias masyarakat baik mereka di Kelurahan Dembe I, maupun berasal dari berbagai wilayah dan daerah. Rasa memiliki tradisi ini benar-benar terlihat dari aktivitas masyarakat Dembe I. Mulai dari kekompakan membuat kue apangi, sampai dengan aktivitas mengatur lalulintas yang begitu padat sejak siang sampai malam hari. Mereka bergotong royong turun ke jalan bersama aparat kepolisian dan TNI, berdiri di tengah ruas jalan mengatur arus lalulintas yang berlawanan arah.

Ada yang unik dan menarik dari Festival Apangi, kue Apang yang beragam warna dan istilah 3M yaitu dalam bahasa Gorontalo Monga, Moduhengo, Modelo. Istilah 3M ini katanya bukan sebarang istilah, karena memiliki makna mendalam, yaitu sebuah silaturahmi antar sesama manusia yang dibalut dalam Festival Apangi di Kelurahan Dembe I. Sebab dalam Festival Apangi, masyarakat tidak hanya diperbolehkan makan kue Apangi saja, akan tetapi bisa menambah dan membawa pulang.

Budaya yang sudah delapan tahun digelar ini, lahir untuk memperingati perjuangan para Nabiyullah dalam berdakwah dan menyebarkan Islam yang disimbolkan dengan kue apangi. “Jadi kenapa apangi, ini karena maknanya kue itu sendiri. Kue apangi itu putih yang menunjukkan kesucian para nabi dalam menjalankan dakwahnya. Lalu, gula merah itu bermakna sebagai darah yang ditumpahkan atau dikorbankan oleh para nabi saat berjuang untuk menyebarkan agama islam” ungkap Kadar Abu Bakar selaku Pemerhati Budaya sekaligus Tokoh Masyarakat Dembe I.

Selain itu, makna lain dibalik penyelenggaraan Festival Apangi ini adalah menyambung kembali silaturahmi antara para warga. Khususnya, bagi keluarga yang tidak sempat datang atau hadir saat Idul Fitri dan Idul Adha. Sehingga, momentum ini dapat merekatkan kembali hubungan persaudaraan diantara warga masyarakat khususnya di kelurahan Dembe I.

“Jadi setiap rumah itu menyiapkan kurang lebih 3 (tiga) sampai 4 (empat) kg apangi. Karena memang target kita tahun ini adalah 200 ribu apangi. Dan masyarakat ini sudah menyajikan, dan ada pelaksanaan pangan murah dari Dinas Pangan Provinsi menyediakan bahan-bahan seperti tepung dan beras untuk masyarakat” tutur Risal Baili sebagai lurah Dembe Satu.

Festival ini tidak hanya dikhususkan bagi warga Kelurahan Dembe I, tapi khalayak umum dari kelurahan, desa, atau kota lain pun dipersilahkan untuk datang berkunjung dan mencicipi Kue Apangi. Beberapa titik tempat di Kelurahan Dembe I sebagai posko Apangi untuk menyambut tamu atau pengunjung datang menyemarakkan Festival ini.

“Selain di setiap rumah-rumah warga, jadi sudah ada delapan posko yang kami siapkan untuk siapa saja yang akan datang berkunjung ke festival apangi ini. Karena memang ini sebagai ajang silaturahmi jadi meskipun bukan warga kelurahan Dembe I, boleh datang dan menikmati Kue Apangi yang sudah disiapkan” imbuh Supardi Payo selaku ketua Dewan Perwakilan Cabang Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Dembe I.(fia/rls)

Related Posts

Leave Comment